Banyak alasan untuk belajar menggunakan Linux. Jika anda ingin bekerja sebagai praktisi IT di perusahaan, maka Linux wajib anda pelajari karena ada banyak perusahaan yang menggunakan Linux sebagai sistem operasi server. Perusahaan-perusahaan tersebut memilih Linux karena gratis dan open source sehingga dapat menekan biaya.
Dalam lingkup personal, Linux bisa digunakan sebagai pengganti Windows. Sejauh ini, dari kacamata pengguna awam, memang masih belum ada distro Linux yang semudah Windows. Tapi, selain gratis, Linux punya keuntungannya sendiri. Yaitu, penggunanya tidak akan dibuat repot dengan masalah virus karena Linux lebih aman dan pembuatan virus pun lebih banyak ditujukan untuk menyerang sistem operasi Windows. Di samping itu, cukup banyak pula distro Linux yang desain antarmukanya tidak kalah cantik jika dibandingkan dengan Windows 10. Salah satunya yaitu Debian.
Hingga saat ini Debian sudah memiliki lebih dari 50 ribu paket yang semuanya gratis. Dengan paket-paket tersebut, anda bisa menginstall berbagai jenis software untuk melakukan apa pun yang ingin anda selesaikan mulai dari mengedit video, mengelola foto, membuat dokumen, mengembangkan software, hingga sekedar untuk bermain game online. Semua paket software yang tersedia untuk Debian dapat anda peroleh dari repositori.
Peranan repositori di dalam sistem operasi Linux sangat penting karena repositori digunakan sebagai tempat untuk menyimpan paket. Selain memuat kumpulan software seperti yang disebutkan di atas, repositori juga berisi paket-paket yang dibutuhkan untuk menunjang kinerja sistem operasi. Paket-paket tersebut bisa diunduh dari internet atau diperoleh dari media penyimpanan offline seperti DVD, HDD atau lainnya. Untuk kesempatan kali ini, kami akan mengulas cara konfigurasi repositori di Debian 10.
Linux merupakan sistem operasi yang lebih aman daripada Windows, dan Debian adalah salah satu distro Linux yang banyak dipilih oleh pengguna. Selama ini anda mungkin sudah sering mendengar kasus pengguna Windows yang terserang virus. Banyaknya kasus tersebut membuat banyak orang yakin bahwa Windows tidak akan aman tanpa dilengkapi dengan software antivirus. Tapi tidak demikian halnya dengan Linux.
Anda tidak perlu memasang antivirus di Linux karena keamanannya yang lebih baik. Selain itu, faktor lain yang membuat Linux lebih aman adalah jumlah pengguna Linux yang lebih sedikit dibandingkan Windows dan rata-rata pengguna Linux adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan lebih mengenai komputer.
Sedangkan untuk pengguna Windows, banyak di antara mereka yang bahkan tidak mengetahui bagaimana caranya menginstall software, apalagi menginstall sistem operasi. Kesadaran pengguna Windows terhadap keamanan sistem pun hanya sebatas pada menginstall antivirus, padahal antivirus saja masih belum cukup. Itulah sebabnya kenapa Windows menjadi sasaran empuk bagi para penyebar virus dari dulu hingga sekarang.